Perbedaan Elemen Primer dan Elemen Sekunder
Tentunya sudah paham kan apa itu sumber arus lisrik? Bagi anda yang belum paham, sumber arus listrik bisa didefinisikan benda-benda yang dapat menghasilkan arus listrik, contohnya baterai, akumulator, elemen Volta dan lainya. Contohnya saja mobil-mobilan dapat bergerak karena memperoleh energi listrik dari baterai, lampu senter dapat digunakan setelah dipasang baterai ke dalamnya dan lainnya.
Nah, bicara mengenai enargi listrik, kali ini kita akan bahas mengenai perbedaan elemen primer dan elemen skunder. Karena topik ini sangat berhubungan. Untuk lebih jelasnya, silahkan disimak.
Perbedaan Elemen Primer dan Elemen Skunder yang Sebaiknya Anda Tahu
1. Elemen Primer
Elemen primer merupakan sebuah sumber arus listrik yang bersifat sekali pakai atau tidak dapat diperbarui . elemen primer ini hanya bisa digumakan sekali dan tidak bisa mengisi elemen primer lagi jika energinya sudah habis. Anda harus mengganti sumber arus listrik pada elemen primer tersebut dengan sumber arus yang baru jika energinya sudah habis. Contoh elemen primer adalah sebagai berikut :
Baterai
Jika anda mengamati, baterai memiliki dua kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif. Baterai termasuk jenis elemen kering. Kutub positif baterai tersebut berupa batang karbon yang dicampuran dengan mangan dioksida (MnO2) dan amonium klorida (NH4Cl. sedangkan kutub negatif baterai adalah lapisan paling luar yang terbuat dari seng (Zn).
Seperti yang telah kita ketahui, baterai mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Campuran mangan dioksida pada batrei berfungsi sebagai zat pelindung elektrolit. Pada lapisan terluar baterai tersebut yaitu terdapat seng yang berfungsi sebagai kutub negatif dan campuran mangan dioksida yang berfungsi sebagai elektrolit. Di antara kutub positif dan kutub negatif ini terdapat beda potensial yang menyebabkan baterai tersebut dapat mengalirkan arus listrik jika dipasangkan secara benar dalam sebuah rangkaian. Baterai termasuk sumber arus listrik yang tidak dapat diisi ulang karena karbon dan elektrolit dari baterai yang telah habis tidak dapat menghasilkan arus listrik
Elemen Volta
Contoh elemen primer selanjutnya adalah elemen volta. Elemen volta ini kali pertama ditemukan oleh Alessandro Volta (1745 – 1827) seorang ahli Fisika berkebangsaan Italia. Elemen volta adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan arus listrik. Elemen volta ini terdiri atas tabung kaca yang berisi larutan asam sulfat (H2SO4).
Logam Cu (tembaga) berperan sebagai anoda dalam elemen volta sedangkan kutub negatif elemen volta adalah Zn (seng). Reaksi kimia yang terjadi Jika elektroda-elektroda seng dan tembaga dimasukkan ke dalam larutan asam sulfat maka akan menyebabkan terjadinya muatan listrik positif dan negatif. Seperti yang telah kita ketahui bahwa lempeng tembaga memiliki potensial lebih tinggi daripada potensial lempeng seng dan elektron akan mengalir dari lempeng seng menuju lempeng tembaga. Nah, jadi Jika kedua lempeng seng dan tembaga ini dirangkaikan dengan lampu maka lampu akan menyala. Namun aliran arus listrik pada elemen volt tidak berlangsung lama sehingga lampu akan padam.
Penyebab tak lamanya lampu menyala dikarenakan gelembung-gelembung gas hidrogen yang dihasilkan oleh asam sulfat (H2SO4) akan menempel pada lempeng tembaga. Gelembung gas hidrogen ini akan menghambat aliran elektron karena arus listrik adalah aliran elektron-elektron sehingga jika aliran elektron ini terhambat, tidak akan ada arus yang mengalir. Peristiwa penghambatan ini disebut polarisasi yaitu peristiwa tertutupnya elektroda elemen oleh hasil reaksi yang mengendap pada elektroda tersebut. Namun ternyata ide Volta inilah yang menjadi prinsip dalam pembuatan baterai dan aki.
Elemen Daniell
Elemen daniel adalah elemen bersifat primer yang cara kerjanya pada dasarnya sama dengan cara kerja elemen volta. . Elemen daniel ini anodanya berupa silinder tembaga dalam larutan CuSO4 dan katodanya berupa seng dalam larutan ZnSO4. Hasil larutan daniel tersebut tersebut dinamakan depolarisator sehingga usia elemen dapat lebih lama.
Lihat juga : beda cinta sayang dan suka
2. Elemen Sekunder
Nah, berbeda dengan elemen primer yang tidak dapat diperbarui , elemen sekunder bersifat dapat diperbaharui. Elemen sekunder ini meskipun teganganya suatu saat akan habis namun anda masih bisa mengisi elemen tersebut.
Accumulator ( aki )
Nah, untuk contoh elemen primer adalah accumulator. Accumulator disebut juga elemen basah yang terdiri atas pasangan-pasangan keping timbal dan timbal dioksida yang mampu memberikan tegangan sampai 2 volt. Kapasitas penyimpanan sebuah aki dapat terlihat berupa tulisan angka pada aki sebagai contoh adalah pada aki tertulis 12V 40 AH artinya aki mempunyai ggl 12 volt dan mengalirkan arus listrik 40 ampere selama 1 jam.
Akumulator ini juga mempunyai dua buah kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif sama dengan baterai. Kutub negatif accumulator terletak pada timbal dan kutub positif pada timbal dioksida, timbal dan timbal dioksida dicelupkan ke dalam larutan elektrolit asam sulfat. Nah, keuntungan pemakaian akumulator ini yaitu energi listriknya dapat diperbaharui dengan dimuati oleh sumber arus searah (DC).
Perubahan energi saat Accumulator atau aki digunakan yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik. Sedangkan saat pengisian aki terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia. Nah, untuk cara pengisian aki adalah sebagai berikut.
Nah, bicara mengenai enargi listrik, kali ini kita akan bahas mengenai perbedaan elemen primer dan elemen skunder. Karena topik ini sangat berhubungan. Untuk lebih jelasnya, silahkan disimak.
Perbedaan Elemen Primer dan Elemen Skunder yang Sebaiknya Anda Tahu
1. Elemen Primer
Elemen primer merupakan sebuah sumber arus listrik yang bersifat sekali pakai atau tidak dapat diperbarui . elemen primer ini hanya bisa digumakan sekali dan tidak bisa mengisi elemen primer lagi jika energinya sudah habis. Anda harus mengganti sumber arus listrik pada elemen primer tersebut dengan sumber arus yang baru jika energinya sudah habis. Contoh elemen primer adalah sebagai berikut :
Baterai
Jika anda mengamati, baterai memiliki dua kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif. Baterai termasuk jenis elemen kering. Kutub positif baterai tersebut berupa batang karbon yang dicampuran dengan mangan dioksida (MnO2) dan amonium klorida (NH4Cl. sedangkan kutub negatif baterai adalah lapisan paling luar yang terbuat dari seng (Zn).
Seperti yang telah kita ketahui, baterai mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Campuran mangan dioksida pada batrei berfungsi sebagai zat pelindung elektrolit. Pada lapisan terluar baterai tersebut yaitu terdapat seng yang berfungsi sebagai kutub negatif dan campuran mangan dioksida yang berfungsi sebagai elektrolit. Di antara kutub positif dan kutub negatif ini terdapat beda potensial yang menyebabkan baterai tersebut dapat mengalirkan arus listrik jika dipasangkan secara benar dalam sebuah rangkaian. Baterai termasuk sumber arus listrik yang tidak dapat diisi ulang karena karbon dan elektrolit dari baterai yang telah habis tidak dapat menghasilkan arus listrik
Elemen Volta
Contoh elemen primer selanjutnya adalah elemen volta. Elemen volta ini kali pertama ditemukan oleh Alessandro Volta (1745 – 1827) seorang ahli Fisika berkebangsaan Italia. Elemen volta adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan arus listrik. Elemen volta ini terdiri atas tabung kaca yang berisi larutan asam sulfat (H2SO4).
Logam Cu (tembaga) berperan sebagai anoda dalam elemen volta sedangkan kutub negatif elemen volta adalah Zn (seng). Reaksi kimia yang terjadi Jika elektroda-elektroda seng dan tembaga dimasukkan ke dalam larutan asam sulfat maka akan menyebabkan terjadinya muatan listrik positif dan negatif. Seperti yang telah kita ketahui bahwa lempeng tembaga memiliki potensial lebih tinggi daripada potensial lempeng seng dan elektron akan mengalir dari lempeng seng menuju lempeng tembaga. Nah, jadi Jika kedua lempeng seng dan tembaga ini dirangkaikan dengan lampu maka lampu akan menyala. Namun aliran arus listrik pada elemen volt tidak berlangsung lama sehingga lampu akan padam.
Penyebab tak lamanya lampu menyala dikarenakan gelembung-gelembung gas hidrogen yang dihasilkan oleh asam sulfat (H2SO4) akan menempel pada lempeng tembaga. Gelembung gas hidrogen ini akan menghambat aliran elektron karena arus listrik adalah aliran elektron-elektron sehingga jika aliran elektron ini terhambat, tidak akan ada arus yang mengalir. Peristiwa penghambatan ini disebut polarisasi yaitu peristiwa tertutupnya elektroda elemen oleh hasil reaksi yang mengendap pada elektroda tersebut. Namun ternyata ide Volta inilah yang menjadi prinsip dalam pembuatan baterai dan aki.
Elemen Daniell
Elemen daniel adalah elemen bersifat primer yang cara kerjanya pada dasarnya sama dengan cara kerja elemen volta. . Elemen daniel ini anodanya berupa silinder tembaga dalam larutan CuSO4 dan katodanya berupa seng dalam larutan ZnSO4. Hasil larutan daniel tersebut tersebut dinamakan depolarisator sehingga usia elemen dapat lebih lama.
Lihat juga : beda cinta sayang dan suka
2. Elemen Sekunder
Nah, berbeda dengan elemen primer yang tidak dapat diperbarui , elemen sekunder bersifat dapat diperbaharui. Elemen sekunder ini meskipun teganganya suatu saat akan habis namun anda masih bisa mengisi elemen tersebut.
Accumulator ( aki )
Nah, untuk contoh elemen primer adalah accumulator. Accumulator disebut juga elemen basah yang terdiri atas pasangan-pasangan keping timbal dan timbal dioksida yang mampu memberikan tegangan sampai 2 volt. Kapasitas penyimpanan sebuah aki dapat terlihat berupa tulisan angka pada aki sebagai contoh adalah pada aki tertulis 12V 40 AH artinya aki mempunyai ggl 12 volt dan mengalirkan arus listrik 40 ampere selama 1 jam.
Akumulator ini juga mempunyai dua buah kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif sama dengan baterai. Kutub negatif accumulator terletak pada timbal dan kutub positif pada timbal dioksida, timbal dan timbal dioksida dicelupkan ke dalam larutan elektrolit asam sulfat. Nah, keuntungan pemakaian akumulator ini yaitu energi listriknya dapat diperbaharui dengan dimuati oleh sumber arus searah (DC).
Perubahan energi saat Accumulator atau aki digunakan yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik. Sedangkan saat pengisian aki terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kimia. Nah, untuk cara pengisian aki adalah sebagai berikut.
- Hubungkan dengan sumber tegangan arus DC yang beda potensialnya lebih tinggi dari aki tersebut.
- Arus yang mengalir kecil sehingga perlu waktu lebih lama. Hal ini bertujuan agar tidak merusakkan sel aki.
- Ukur konsentrasi larutan dengan hidrometer.
- Perhatikan ukuran kapasitas akinya dengan amperejam.