Arti kata ekspektasi dan realita
Anda selama ini pasti pernah atau bahkan sering mengharapkan sesuatu hal yang anda bayangkan sebelumnya akan menjadi kenyataan. Tapi pada kenyataannya tidak pernah terjadi.
Kalau iya.... Itu normal. :D karena kita sebagai manusia memang terlalu sering mengharapkan yang baik-baik untuk diri sendiri. Tapi sayangnya, entah karena takdir, kurang usaha atau emang sial, yang kita harapkan selalu saja berbeda dengan kenyataan. :’(
Ya, seperti itulah ekspektasi dan realiata. Selalu bertentangan.
Sedangkan realita berarti kenyataan. Realita merupakan kenyataan yang terjadi sebenarnya dan jauh berbeda dengan ekspektasi.
Ekspektasi dan realita sebenarnya bisa saja berjalan dengan beriringan, kalau apa yang anda bayangkan atau impikan bisa terwujud, tapi kalau apa yang anda ekspektasikan tidak sesuai dengan kenyataan, maka pastinya kekecewaan dan rasa sakitlah yang anda dapatkan.
Sebelumnya, anda seolah-olah sudah terbang dan melambung tinggi bersama angan-angan, tapi saat anda membuka mata dan kembali pada kenyataan, anda justru seperti di banting jatuh ke tanah dengan sekeras-kerasnya. Sakit... Tapi begitu realita, sepertinya memang selalu tidak sesuai dengan ekspektasi.
Contoh ekspektasi vsrealita
1. Ekspektasi bisa dapat foto dengan pose paling keren. Tapi realitanya justru dapat foto dengan pose menjijikkan
Ceritanya lagi ada foto kelas. Persiapan, udah milih pakai pakaian yang paling bagus dengan gaya yang paling maksimal, pokoknya penampilan udah kelihatan yang paling keren di banding yang lain. Dan begitu sesi foto dimulai... Siap dengan gaya terbaik dan senyum, dengan harapan akan kelihatan sebagai yang paling bagus dan keren.
Tapi saat foto sudah di cetak dan melihat hasilnya. Eh, yang di cetak justru foto yang pas mata lagi setengah merem karena tidak biasa kena flash camera. Sedih....
2. Ekspetasi dan realita saat masak indomie
Sebelum masak mie, berhayal kalau mie yang akan dimasak bakalan kelihatan seperti yang ada di gambar bungkus indomie, ala-ala kaya yang ada di iklan tv, enaknya...
Tapi pas waktu masak indomie sendiri, boro-boro ada rebus telur, rebus udang. Bisa ada mie-nya aja udah syukur. Ngenes....
Jadi, sebaiknya kita jangan berekspektasi yang terlalu tinggi, kalau realita yang ada emang tidak memungkinkan. Kita boleh saja kalau pun mau berekspektasi, tapi sesuaikan dengan keadaan dan kemampuan kita, biar kalau jatuh juga gak sakit-sakit amat. :D
Win-
Kalau iya.... Itu normal. :D karena kita sebagai manusia memang terlalu sering mengharapkan yang baik-baik untuk diri sendiri. Tapi sayangnya, entah karena takdir, kurang usaha atau emang sial, yang kita harapkan selalu saja berbeda dengan kenyataan. :’(
Ya, seperti itulah ekspektasi dan realiata. Selalu bertentangan.
Ekspektasi dan realita adalah dua hal yang selalu dan saling bertolak belakang, tapi naasnya dua hal ini sepertinya tidak bisa dipisahkan, selalu saja bersama.
Ekspektasi berarti harapan, impian atau angan-angan. Ekspektasi merupakan sesuatu hal yang anda harapkan tapi terlihat jauh berbeda dengan keadaan anda sebenarnya, sering kali seperti anda membayangkan hal yang tidak terduga yang tidak ada pada kenyataan anda.
Sedangkan realita berarti kenyataan. Realita merupakan kenyataan yang terjadi sebenarnya dan jauh berbeda dengan ekspektasi.
Ekspektasi dan realita sebenarnya bisa saja berjalan dengan beriringan, kalau apa yang anda bayangkan atau impikan bisa terwujud, tapi kalau apa yang anda ekspektasikan tidak sesuai dengan kenyataan, maka pastinya kekecewaan dan rasa sakitlah yang anda dapatkan.
Sebelumnya, anda seolah-olah sudah terbang dan melambung tinggi bersama angan-angan, tapi saat anda membuka mata dan kembali pada kenyataan, anda justru seperti di banting jatuh ke tanah dengan sekeras-kerasnya. Sakit... Tapi begitu realita, sepertinya memang selalu tidak sesuai dengan ekspektasi.
Contoh ekspektasi vsrealita
1. Ekspektasi bisa dapat foto dengan pose paling keren. Tapi realitanya justru dapat foto dengan pose menjijikkan
Ceritanya lagi ada foto kelas. Persiapan, udah milih pakai pakaian yang paling bagus dengan gaya yang paling maksimal, pokoknya penampilan udah kelihatan yang paling keren di banding yang lain. Dan begitu sesi foto dimulai... Siap dengan gaya terbaik dan senyum, dengan harapan akan kelihatan sebagai yang paling bagus dan keren.
Tapi saat foto sudah di cetak dan melihat hasilnya. Eh, yang di cetak justru foto yang pas mata lagi setengah merem karena tidak biasa kena flash camera. Sedih....
2. Ekspetasi dan realita saat masak indomie
Sebelum masak mie, berhayal kalau mie yang akan dimasak bakalan kelihatan seperti yang ada di gambar bungkus indomie, ala-ala kaya yang ada di iklan tv, enaknya...
Tapi pas waktu masak indomie sendiri, boro-boro ada rebus telur, rebus udang. Bisa ada mie-nya aja udah syukur. Ngenes....
Jadi, sebaiknya kita jangan berekspektasi yang terlalu tinggi, kalau realita yang ada emang tidak memungkinkan. Kita boleh saja kalau pun mau berekspektasi, tapi sesuaikan dengan keadaan dan kemampuan kita, biar kalau jatuh juga gak sakit-sakit amat. :D
Win-