Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

pahala memberi makan orang berpuasa kelebihan atau ganjaran

Kajian Ramadhan 8: Bertambah Semangat untuk Sedekah di Bulan Ramadhan

Kategori: Bahasan Utama, Ramadhan

Belum Ada Komentar // 18 Juli 2013

Suri teladan kita, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada kita untuk banyak bersedekah dan berderma pada orang lain di bulan Ramadhan. Bahkan ada berbagai faedah jika seseorang bertambah semangat bersedekah ketika berpuasa di bulan penuh berkah tersebut.

Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar memberi. Semangat beliau dalam memberi lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307).

Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Al juud berarti rajin dan banyak memberi (berderma)” (Lathoiful Ma’arif, hal. 291). Jadi maksud hadits adalah Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- rajin memberi sedekah pada orang lain ketika bulan Ramadhan.

Ibnu Rajab juga menyebutkan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang punya sifat paling rajin berderma daripada yang lainnya. Begitu pula beliau punya sifat kemuliaan, lebih berilmu, lebih pemberani, dan lebih sempurna dalam sifat-sifat mulia. Sedangkan kedermawanan beliau mencakup seluruh kedermawanan baik dalam ilmu maupun harta.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 293).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersemangat lagi dalam memberi di bulan Ramadhan daripada bulan-bulan lainya, sebagaimana kata Ibnu Rajab dalam Lathoiful Ma’arif, hal. 295.

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari berlipat gandanya semangat Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- di bulan Ramadhan daripada bulan lainnya:

Hal itu menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah waktu yang mulia dan pahala berlipat ganda pada bulan tersebut.
Rajin berderma pada bulan Ramadhan berarti membantu orang yang berpuasa, orang yang melakukan shalat malam dan orang yang berdzikir supaya mereka mudah dalam beramal. Orang yang membantu di sini akan mendapatkan pahala seperti pahala mereka yang beramal. Seperti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan orang yang memberi makan buka puasa,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Di bulan Ramadhan, Allah juga berderma dengan memberikan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka, lebih-lebih lagi di malam Lailatul Qadar.
Menggabungkan antara puasa dan sedekah adalah sebab seseorang dimudahkan masuk surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,

عَنْ عَلِىٍّ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ »

Dari ‘Ali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga ada kamar yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya.” Lantas orang Arab Badui ketika mendengar hal itu langsung berdiri dan berkata, “Untuk siapa keistimewaan-keistimewaan tersebut, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Itu disediakan bagi orang yang berkata yang baik, memberi makan (kepada orang yang butuh), rajin berpuasa, dan melakukan shalat di malam hari ketika manusia terlelap tidur” (HR. Tirmidzi no. 1984 dan Ahmad 1: 155. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Kata Ibnu Rajab Al Hambali, sifat-sifat yang disebutkan di atas semuanya terdapat pada orang yang berpuasa. Karena orang yang berpuasa mengerjakan puasa itu sendiri, melakukan shalat malam, dan berkata yang baik di mana ketika berpuasa dilarang berkata kotor dan sia-sia. Lihat Lathoiful Ma’arif, hal. 298.
Menggabungkan antara sedekah dan puasa adalah sebab kemudahan meraih ampunan dari dosa dan selamat dari siksa neraka. Lebih-lebih jika kedua amalan tersebut ditambah dengan amalan shalat malam. Disebutkan bahwa puasa adalah tameng (pelindung) dari siksa neraka,

الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ

“Puasa adalah pelindung dari neraka seperti tameng salah seorang dari kalian ketika ingin berlindung dari pembunuhan.” (HR. Ibnu Majah no. 1639 dan An Nasai no. 2232. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Mengenai sedekah dan shalat malam disebutkan dalam hadits,

وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ

“Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana api dapat dipadamkan dengan air, begitu pula shalat seseorang di pertengahan malam.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Dalam puasa pasti ada cacat dan kekurangan, sedekah itulah yang menutupi kekurangan tersebut. Oleh karenanya di akhir Ramadhan, kaum muslimin disyari’atkan menunaikan zakat fithri. Tujuannya adalah mensucikan orang yang berpuasa. Disebutkan dalam hadits, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan dari kata-kata kotor, juga untuk memberi makan kepada orang miskin.” (HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Disyari’atkan banyak berderma ketika puasa seperti saat memberi makan buka puasa adalah supaya orang kaya dapat merasakan orang yang biasa menderita lapar sehingga mereka pun dapat membantu orang yang sedang kelaparan. Oleh karenanya sebagian salaf ditanya, “Kenapa kita diperintahkan untuk berpuasa?” Jawab mereka, “Supaya yang kaya dapat merasakan penderitaan orang yang lapar. Karenanya jangan sampai melupakan menolong mereka yang sedang kelaparan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 300).

Demikian tujuh faedah yang disampaikan oleh Ibnu Rajab yang mendorong kita supaya rajin membantu, memberi dan berderma di bulan Ramadhan. Sehingga itulah mengapa bulan Ramadhan disebut bulan muwasaah, yaitu bulan banyak berderma.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang tidak bisa menggapai derajat itsar (mengedepankan orang lain dari diri sendiri), maka jangan sampai ia tidak mencapai derajat orang yang rajin membantu orang lain (muwasah).” (Lathoiful Ma’arif, hal. 300).

Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Aku sangat suka jika ada yang bertambah semangat mengulurkan tangan membantu orang lain di bulan Ramadhan karena mencontohi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga karena manusia saat puasa sangat-sangat membutuhkan bantuan kala itu di mana mereka telah tersibukkan dengan puasa dan shalat sehingga sulit untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 301).


KELEBIHAN BULAN RAMADAN

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat tinggi darjat dan besar martabatnya di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan RasulNya, ia juga menjadi penghulu segala bulan.

Di antara kelebihan dan keistimewaan bulan Ramadhan itu Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah menurunkan kitab suciNya (Al-Qur’an) yang menjadi petunjuk bagi manusia. Firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala:

Tafsirnya: “(Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah) bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Al-Qur’an, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk, dan (menjelaskan) perbezaan antara yang benar dengan yang salah.”

(Surah Al-Baqarah: 185)

Dipilih di antara malam-malam bulan Ramadhan itu suatu malam Lailatul-qadr yang mana ia lebih baik dan lebih utama daripada seribu bulan. Seribu bulan itu kira-kira 83 tahun. Menurut ulama’ Lailatul-qadr itu jatuh pada salah satu malam sepuluh yang terakhir daripada bulan Ramadhan. Sayugia jangan disia-siakan malam-malam di bulan Ramadhan khasnya malam-malam pelikurannya dengan perkara-perkara yang tidak memberi faedah, bahkan hendaklah diisi dengan amal ibadat sebagai saham dan bekalan di dunia dan akhirat.

Lain-lain keistimewaan bulan Ramadhan itu sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam:

Maksudnya: “Sembahyang lima waktu, dan sembahyang Jumaat ke sembahyang Jumaat berikutnya, dan bulan Ramadhan ke bulan Ramadhan berikutnya adalah menjadi penebus dosa yang terjadi di antara waktu-waktu tadi, selama orang itu menjauhi dosa-dosa besar.”

(Hadis riwayat Muslim)

1- Ketibaan Ramadan umat islam di seluruh pelusuk dunia serentak mengerjakan puasa dalam satu masa tertentu. Kesatuan hati dan niat tulus ikhlas . Ini dilakukan dengan niat semata-mata untuk mengabdikan diri terhadap Allah .

2- Dengan diwajibkan berpuasa, semua semua golongan islam , kaya dan miskin, berada dan tidak berada, terpaksa menempuh ujian yang sama . Dengan berpuasa menimbulkan keinsafan dan perasaan bertimbang rasa serta kasih-mengasihi sesama umat manusia.

3- Amalan berpuasa melahirkan jiwa insan yang selalu taat kepada Alllah, justeru itu akan lahir pula ketenangan jiwa dan ketakwaan .

4- Dari segi kesihatan , perut yang melalui proses berpuasa dapat dibersihkan, sekaligus beberapa penyakit yang terdapat di dalam tubuh badan manusia dapat diatasi .

5- Puasa itu disifatkan oleh Rasullulah saw sebagai separuh daripada kesabaran .

6- Orang yang berpuasa lebih disayangi Allah, selamat daripada api neraka dan menghapuskan dosa-doa kecil .

beranda

video terkait :

thankss